Di antara adab menerima dan menjamu tamu antara lain:
1. Bersegera dalam menyambut dan menjamu tamu
Sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim, beiau bersegera untuk mendatangi keluarganya dan mempersiapkan hidangan untuk menjamu tamunya. Tanpa harus menawari dulu kepada tamunya. Perintah untuk bersegera dalam beramal ini juga merupakan tuntunan Islam. Rasulullah bersabda: “Bersegeralah dalam beramal …” (HR. Muslim)
2. Menjawab salam dengan yang terbaik
Dalam ayat di atas juga terdapat tuntunan dalam menjawab salam, yaitu dengan serupa atau yang lebih baik, sebagaimana firman Allah (artinya): “Apabila kamu dihormati dengan suatu penghormatan (salam), maka balaslah penghormatan (salam) itu dengan yang lebih baik, atau balaslah (dengan yang serupa).” (An Nisa’: 86).
3. Menghidangkan kepada tamu dengan hidangan yang paling baik
Ini sebagaimana dicontohkan Nabi Ibrahim ketika menghidangkan daging anak sapi yang gemuk kepada para tamunya.
4. Meletakkan hidangan tersebut di dekat tamunya
Nabi Ibrahim meletakkan hidangan tersebut tidak jauh dari tempat para tamunya. Ini tentunya untuk memudahkan tamunya menikmati hidangan tersebut.
5. Menyambut/mengajak bicara dengan bahasa yang sopan dan baik.
Nabi Ibrahim berkata kepada tamunya: ”Keselamatan atas orang-orang yang tidak dikenal”. Beliau tidak mengatakan ”Keselamatan atas kalian, kalian adalah orang-orang yang tidak dikenal”. Ketika menghidangkan makanan Ibrahim berkata,”Silahkan kalian makan”
Beliau tidak mengatakan: ”Makanlah”. Jadi menggunakan lafadz “Silahkan” atau yang semisalnya.
6. Menjaga dan melindungi tamunya dari hal-hal yang bisa memudharatkannya
Ini dilakukan oleh Nabi Luth ketika datang kepadanya para Malaikat yang menjelma sebagai tamu yang sangat tampan wajahnya. Kedatangan tamu-tamu tersebut mengundang fitnah terhadap kaumnya dan mereka hendak berbuat Liwath (homoseks). Menghadapai hal itu Nabi Luth berupaya untuk menjaga dan melindungi tamunya dari kekejian yang hendak dilakukan oleh kaumnya (Lihat surat Hud ayat 77-83 dan Al Hijr ayat 67-71.)
7. Tuan rumah hendaknya berwajah gembira
Ketika tuan rumah sedang mempunyai masalah, hendaknya tidak ditunjukkan kepada tamunya. Jika kekesalan itu tertuju pada tamunya, hendaknya tetap bersikap ramah.
Karena berlaku tidak ramah kepada tamu, berlawanan dengan muru`ah (prestise) tuan rumah yang justru harus dijaga.
8. Tidak terburu-buru mengangkat hidangan dari meja tamu sebelum tamu benar-benar memakanannya dan membersihkan tangannya.
9. Tidak memaksa tamu memakan hidangan yang mungkin tidak disukainya, baik karena selera, atau karena terlalu banyak.
10. Jika tamu berpamitan hendaknya tuan rumah mengantar sampai ke luar rumah.
Demikianlah beberapa adab menerima dan menjamu tamu.
Komentar
Posting Komentar